Jaga Pikiran Anda – Berhenti Menyalahkan
Ukuran
kesuksesan anda diukur oleh
kekuatan keinginan anda; ukuran
impian anda; dan bagaimana anda menangani
kekecewaan sepanjang jalan.
- Robert T. Kiyosaki
- Robert T. Kiyosaki
Stop buang-buang waktu menyalahkan
orang lain dari semua ketidakadilan yang datang kepada anda dan dunia. Hal ini
tidak akan memberikan apapun yang baik
pada anda. Anda membuang-buang waktu berharga, dengan memegang pemikiran
menyalahkan dan merasa sebagai korban. Anda bisa menggunakan waktu anda dengan
lebih baik. Ini disebut bertanggung jawab dan menjalani hidup anda dan untuk
mengambil kendali sekarang atas hidup ANDA!
Saya tahu itu akan memakan waktu
untuk benar-benar menyadari kekuatan penuh atas apa yang saya baru saja
jelaskan kepada anda. Hentikan permainan menyalahkan dan lanjutkan
dengan permainan hidup yang nyata, di mana langit adalah batasnya dan yang
harus anda lakukan adalah bertanggung jawab atas seberapa jauh dan seberapa
tinggi anda ingin pergi. Setelah anda mengambil tanggung jawab, anda mengambil
kepemilikan hidup anda, dan sesederhana itu. Sebagian besar dari kita belajar
pada usia dini dalam memainkan permainan menyalahkan dan menyerah atas
kepemilikan kehidupan kita. Jika anda pernah ingin memiliki segala sesuatu,
mulai dengan memiliki kehidupan anda sendiri dengan mengambil tanggung jawab
untuk itu.
"Orang-orang
selalu menyalahkan keadaan untuk
apa
yang mereka alami. Saya tidak percaya pada keadaan.
Orang-orang
yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang bangun dan mencari keadaan yang
mereka inginkan, dan jika mereka tidak dapat menemukannya, mereka membuatnya"
-. George Bernard Shaw
Semakin banyak tanggung jawab yang anda
dapat terima atas kondisi hidup anda semakin cepat anda akan menjadi
benar-benar kaya dan sukses.
Pengampunan adalah bagian dari Menerima Tanggung Jawab
Sekarang maafkanlah diri anda sendiri,
setelah anda sadar anda terperangkap dalam permainan menyalahkan dan menyerah
atas kepemilikan hidup Anda. Ini bahkan mungkin
lebih sulit daripada menerima tanggung jawab tapi harus anda lakukan. Memaafkan
diri sendiri, memaafkan semua orang, karena setiap hal yang anda tidak bisa maafkan
adalah beban ekstra dan beban ini yang mengusung kesulitan pada pikiran yang
memanifestasikan dirinya sebagai kemiskinan dan keputusasaan. Anda bahkan
mungkin merasa sulit untuk memaafkan diri sendiri atas beberapa hal yang telah anda
lakukan, atau tidak dilakukan. Tidak apa-apa, sungguh biarkan saja. Semakin
banyak tanggung jawab yang anda terima untuk kondisi hidup anda semakin
banyak pengampunan yang anda perlukan pada
diri anda.
Saya sampaikan
cara sederhana untuk memaafkan. Ini akan membawa keajaiban dalam hidup anda
jika anda praktikkan. Tenangkan pikiran anda dan hati anda, rileks, dan
lepaskan... pikirkan Tuhan dan cintanya pada anda, dan ucapkan:
Saya telah memaafkan secara penuh (nama orang / diri sendiri). Saya melepaskannya secara mental dan spiritual. Saya sepenuhnya memaafkan segala yang berkaitan dengannya. Sekarang saya terbebas, dan dia juga bebas. Ini adalah perasaan luar biasa.
Ini adalah pengampunan harian saya. Saya memaafkan semua orang yang pernah menyakiti saya dan berharap mereka semua sehat, bahagia, damai, dan mendapatkan berkat dalam hidup. Aku melakukan ini dengan senang hati dan penuh cinta. Ini sangat indah, mengalami berkat yang berharga berupa pengampunan.
Tes Sederhana apakah Anda Sudah Memaafkan
Seorang ahli
emas atau perhiasan punya metode untuk mengetes sebuah perhiasan merupakan emas
sungguhan atau imitasi. Dalam hal memaafkan ada juga tes yang bisa dilakukan.
Sekarang bayangkan saya menceritakan hal yang baik tentang orang yang sudah
menipu anda, merugikan anda, menyakiti anda. Jika anda malah marah mendengarkan
cerita kebaikan tentang orang itu, berarti akar kemarahan anda masih ada di
alam bawah sadar anda – mempermainkan emosi anda.
Sekarang
bayangkan saat dulu anda ke dokter gigi dan menjalani sebuah operasi yang
menyakitkan dan menakutkan, ceritakanlah kepada saya
sekarang. Saat saya tanya apakah sakitnya masih ada sekarang? anda pasti
kaget dan menjawab “tentu saja
tidak! Aku ingat rasa sakitnya tapi sekarang tidak sakit lagi”.
Itulah
sebenarnya, jika anda telah benar-benar memaafkan orang lain atau bahkan diri
anda sendiri, anda mungkin ingat kejadiannya tetapi tidak lagi merasa sakit.
Ini adalah metode untuk mengetes ‘maaf’ anda. Anda
harus mengatasinya dalam psikologi anda dan spiritual anda, jika tidak, anda
sedang membohongi diri sendiri.
Selamat memaafkan diri sendiri dan orang lain untuk mencapai kelimpahan dalam hidup.
Sumber : LIMITLESS ABUNDANCE - METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA
yang dapat dibaca di:
versi eBook di Googleplay
yang dapat dibaca di:
versi eBook di Googleplay
Menulis di Atas Pasir, Mengukir di Atas Batu"
ReplyDeleteAda sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Suami bertanya : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”
Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa melupakannya…
Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat selamanya.”
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.
“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN ….”.
Semoga kita semua mengerti betapa berharganya sebuah “KELUARGA”.
Izin share om ardy denata
ReplyDeletesilakan
Delete